Thursday, 29 March 2012

TULISAN 34 BIOGRAFI IBRAHIMOVIC

 Pada 22 Agustus 2003, Ibra yang masih membela Ajax mencetak gol cantik ke gawang NAC Breda. Gol ini terpilih sebagai gol terbaik di 2003 oleh penonton Eurosport.
Beruntunglah Inter Milan memiliki striker seperti Zlatan Ibrahimovic. Sebagai penyerang, Ibra layak disebut striker plus sebab tidak hanya lihai mencetak gol, namun juga bisa diandalkan dalam mengkreasi serangan.

Ibra memperlihatkannya di dua musim terakhir di La Beneamata. Sejak ditransfer pada musim 2006-07 dari Juventus, Ibra langsung menjadi motor serangan Inter. Hasilnya, scudetto diraih timnya pada akhir musim. Selain itu, dia juga berpeluang besar mempertahankannya di musim 2007-08.

Lahir di Swedia pada 3 Oktober 1981, Ibra merupakan keturunan Kroasia dan Bosnia. Sejak usai 8 tahun, dia sudah bergabung di klub Malmo Anadolu B.I. Dua tahun sesudahnya Ibra bermain di FKB Balkan.

Pada 1995, Ibra pindah ke FC Malmo. Empat tahun berikutnya dia sudah menembus tim utama dan bermain liga teratas Swedia. Saat itulah talentanya mulai terendus tim-tim besar Eropa. Waktu itu manajer Arsenal, Arsene Wenger berupaya meminangnya, namun tawarannya ditolak Malmo.

Pelatih Ajax Amsterdam saat itu, Leo Beenhakker juga terpesona kepadanya sesudah melihat gol istimewanya ke gawang Moss FK. Maka, Beenhakker tak segan mengeluarkan uang 7,8 juta euro untuk memecahkan rekor transfer termahal di Swedia demi menggaet Ibra. Transaksi itu terjadi pada 22 Maret 2001.

Mulailah Ibra memulai petualangan di Ajax. Dasar pemain istimewa, dia langsung menjadi bintang. Ibra merebut gelar juara Eredivisie 2001-02 dan 2003-04 serta KNVB Cup 2001-02. Sayang, kariernya di Ajax dinodai oleh sikap temperamentalnya. Ibra pernah menyerang rekan setimnya, Rafael van der Vaart sehingga akhirnya dijual ke Juventus pada musim 2004-05.

Namun uang 19 juta euro yang dikeluarkan Juventus untuk membelinya tidak sia-sia. Ibra menjadi salah satu kekuatan utama I Bianconeri. Bahkan dia mampu menggeser bintang seperti Alessandro Del Piero ke bangku cadangan.

Dua musim di Juventus, Ibra meraih dua scudetto, sebelum dilepas akibat kasus Calciopoli. Saat itulah, statusnya sebagai pemain papan atas mulai mapan. Tapi dia masih tak lepas dari kritik karena dianggap kurang “mematikan” di depan gawang.

Ibra kemudian memilih pindah ke Inter, sesudah Juventus terdegradasi ke Serie-B pada musim 2006-07. Di sinilah dia membuktikan kritik tersebut salah. Ibra mencetak 15 gol di Serie-A. Rekor ini memang masih kalah di banding 16 gol yang dicetaknya di musim 2004-05 bersama Juventus. Namun dalam hal rata-rata, prestasi Ibra meningkat karena melakukannya hanya dalam 27 partai saja atau 8 partai lebih sedikit dibanding musim 2004-05. (asis)

sumber : (http://angginugraha.wordpress.com/2008/12/14/zlatan-ibrahimovic/)

No comments:

Post a Comment